BOLAHUB.ID – Manchester United merupakan salah satu tim sepak bola dengan basis fans terbesar di planet Bumi. Tidak hanya punya basis fans besar, Manchester United juga tim yang sarat akan sejarah. Sebagai tim yang sudah berdiri selama 145 tahun, Manchester United sudah mengoleksi banyak sekali trofi bergengsi mulai dari Liga Inggris hingga Liga Champions.
Di era 90an bahkan Manchester United menjadi salah satu tim yang punya perkembangan basis fans sangat banyak. Maklum, di era itu pemain top seperti Roy Keane, David Beckham, Rio Ferdinand, Erick Cantona, dan Dwight Yorke memang tengah menampilkan performa terbaik. Hal ini membuat orang berbondong-bondong mengidolakan klub dari Kota Manchester itu.
Tidak berhenti perihal pemain, Manchester United diidolakan di era 90an juga berkat prestasi treble winner mereka. Kala itu, di tangan Sir Alex Ferguson, Manchester United sukses mengoleksi tiga gelar bergengsi yaitu Liga Inggris, FA Cup, dan Liga Champions.
Sayangnya memasuki era 2000an, Manchester United mengalami penurunan performa yang tergolong signifikan. Sepeninggal Sir Alex dan Cristiano Ronaldo, Manchester United seakan kehilangan arah. Penurunan prestasi ini tentunya memberikan berbagai dampak, salah satunya mengenai fansnya yang tantrum.
Bahkan tak jarang, fans tantrum ini ikut mengolok-olok Manchester United ketika kalah mulai dari memposting meme hingga kata-kata penuh caci dan maki. Tapi satu hal yang penulis perhatikan adalah para fans ini tetap solid serta setia mendukung klub berjuluk Setan Merah ini.
Meski kalah, dibantai, atau diolok fans lain, para fans Manchester United ini tetap mendukung klub kebanggaan mereka. Pola ini menimbulkan interaksi unik yakni cinta dan benci. Mereka mencintai tapi membenci juga Setan Merah. Lantas, apa yang sebenarnya ada di pikiran para fans Manchester United ini? Mengapa mereka bisa tetap mencinta meskipun terkadang ada rasa benci?
Faktor Historis Memperkuat Perasaan Fans kepada MU

Meski saya bukan fans Manchester United, namun mayoritas teman-teman saya menyukai klub tersebut. Setelah melempar sejumlah pertanyaan kepada teman-teman yang suka Manchester United, ternyata ada satu hal yang membuat rekan-rekan saya mengidolai Setan Merah. Ya, faktor historis memperkuat psikologis mereka untuk menyukai Manchester United.
Arief yang saat ini bekerja di salah satu kantor berita terbesar di Indonesia contohnya menyukai Manchester United dari ayah dan kakaknya. Usut punya usut, Arief kemudian mencoba menggali lebih dalam historis mengenai Manchester United. Setelah tahu sejarah, ditambah oleh mayoritas keluarganya yang suka Manchester United, Arief langsung menahbiskan diri sebagai fans dari klub yang berkandang di Old Trafford ini.
“Dari bokap sampe kakak-kakak fans MU. Jadi ngikut. Pas tau sejarahnya sih jadi makin ngefans sama ini tim. Selain itu, MU punya beberapa sejarah menarik mulai dari Final Liga Champions 1999 yang gue anggap sebagai treble winner terbaik dalam sejarah sampai kemenangan atas Manchester City pada 9 Desember 2012 yang menjadi bukti kelayakan MU juara Liga Inggris musim itu,” ungkap Arief.
Tak hanya itu, Arief juga menganggap bahwa MU merupakan tim tradisional yang sarat akan sejarah. Sebagai tim tradisional, MU punya kebiasaan mengembangkan pemain dari akademi sebelum akhirnya dipromosikan ke tim senior.
“MU itu klub tradisional yang terkenal karena masa jayanya bukan karena modal uang doang, tapi juga membina pemain dari akademi. makanya ada istilah Class of 92, Beckham, Scholes, Garry Neville dll yang merupakan jebolan MU dan mampu bawa tim jadi jawara,” lanjut Arief.
Selain Arief, teman penulis lainnya yang benar-benar sangat mendukung MU adalah Pasto. Beliau adalah rekan saya sewaktu dulu kuliah. Sejak kenal di bangku kuliah, dia sudah mengidolakan MU hingga hari ini. Usut punya usut, ternyata Pasto sudah mengidolai MU sejak kelas 1 SD.
Menurut dia, value MU kala itu benar-benar menonjol dibandingkan klub lainnya. Pasto berujar jika pemain Manchester United keren-keren. Sama seperti Arief, ketika sudah menyukai MU, Pasto mulai melanjutkan kecintaannya karena MU punya historis yang luar biasa bagus.
“Gue suka pas kelas satu SD, ini klub keren banget, ganteng-ganteng banget lagi pemainnya. Ada Beckham, ada Giggs, sebagai anak kecil kan lo litany gimana gitu. Bokap gue juga waktu itu beliin gue jersey MU yang masih sponsornya Sharp. Itu baju sampe sobek-sobek gue pake terus ke mana-mana pake itu dan suka sampe sekarang,” ungkap Pasto.
Tidak hanya dari perseorangan, komunitas MU di Instagram bernama @Unitedngab juga menjadikan faktor historis sebagai salah satu penyebab dia suka dengan MU. Menariknya, sang ayah menjadi pemicu kecintaannya terhadap MU mirip seperti Arief.
“Yang buat gw jatuh cinta sama emyu pertama kali adalah bokap gw. karena bokap gw nge beliin jersey RIO FERDINAND FINAL UCL 2008, disitu gw mulai jatuh sama klub ini terlebih liat gaya permainannya ryan gigs,” ungkap admin @Unitedngab.
Dari pengalaman dua die hard fans MU plus komunitas yang saya hubungi, valid apabila mengatakan bahwa faktor historis menjadi salah satu hal terbesar yang membuat mereka menyukai MU sampai hari ini. Suka atau tidak suka, MU memang punya catatan sejarah yang benar-benar luar biasa keren. Toh tidak ada salahnya juga membanggakan dan menyukai klub karena sejarahnya kan?
Cara Mendukung yang Sporadis Meski Keok Mulu!

Selain faktor historis, kesamaan fans Manchester United yang paling terasa adalah soal dukungan penuh fans pada klub ini. Meskipun kalah mulu, tapi fans Manchester United tetap mendukung dengan cara yang beragam.
Arief misalnya yang mendukung MU dengan cara memantau sosial medianya secara berkala. Tidak hanya itu, di era sebelum bekerja, Arief turut aktif untuk ikut masuk ke dalam komunitas fans Manchester United.
“Dulu sering nonton dan ikut komunitas (Simpatisan United). Sekarang cukup mantau medsosnya aja,” ungkap Arief.
Memang sejak mengikuti Instagram Arief, saya kerap melihatnya merepost postingan tentang Manchester United entah itu saat kalah maupun menang. Nah, serupa dengan Arief, Pasto juga punya cara mendukung MU meski tim ini sedang dalam performa yang buruk.
Pasto mengatakan jika caranya mendukung Manchester United adalah dengan mengikuti semua pertandingannya dan membuat konten tentang MU di sosial media pribadinya.
“Kebetulan gue subscribe semua, ngonten di IG soal MU, dan ikut main dengan komunitas juga,” ujar Pasto.
Sampai sini, kita sudah tahu nih bahwa fans Manchester United punya berbagai cara mendukung timnya meskipun sedang dalam keadaan menang maupun kalah. Ini sejalan dengan bahasan kita selanjutnya mengenai pandangan fans mengapa Manchester United layak dicintai.
Unik! Fans MU Tuh Juga Ngedukung Lewat Cara Kritik

Dari beberapa hal yang saya amati belakangan ini, fans MU itu adalah yang paling aktif ngasih kritik. Mungkin itu wujud rasa cinta mereka pada tim berjuluk Setan Merah tersebut ya. Contohnya adalah soal MU yang kini dianggap tak punya gameplay khas.
Hal tersebut diutarakan oleh teman saya bernama Verdy eks jurnalis Tabloid Bola. Sama seperti Pasto, dia menganggap permainan MU saat ini biasa saja. Tapi secara spesifik, Verdy juga mengatakan jika pemain MU yang didatangkan belakangan ini hanya sebatas karena dia jago tapi belum tentu cocok dengan gameplannya.
“Pelatih dan pemainnya adalah salah satu hal yang gue sorot saat ini. Pelatih, karena tidak pernah ada pelatih yang bisa membuat MU punya gameplay yang khas, termasuk Sir Alex. Mereka selalu mengandalkan cara membangkitkan semangat pemain dan kemampuan dari setiap individunya, bukan gameplay atau gamestyle,” ungkap Verdy.
“Mau siapa pun pemain yang didatangkan tidak akan berpengaruh terlalu banyak jika tim tidak memiliki pola bermain yang jelas. Pemain didatangkan hanya karena dinilai jago, bukan disesuaikan dengan gameplay, gamestyle, dan gameplan yang sudah pakem,” lanjutnya.
Meski kesal karena dua hal itu, Verdy berharap supaya ke depannya MU kembali menemukan pelatih yang cocok, khususnya dalam hal pola permainan.
“Menemukan pelatih dengan karakter yang kuat dan jelas dalam hal pola permainan, serta bisa mengimplementasikannya kepada pemain dan permainan tim,” ujar Verdy.
Sebenci-bencinya dengan MU, Mereka Tetap Setia Menjadi Fans

Meskipun belakangan ini Manchester United sedang dalam performa yang buruk, tidak ada dalam pikiran Verdy, Arief, atau Pasto untuk berhenti menjadi fans Manchester United. Khusus untuk Verdy, dia sejatinya sempat ingin berhenti jadi fans MU di masa remaja.
Tapi, rasa cinta yang luar biasa akan klub ini menahan dirinya dan tetap cinta dengan Setan Merah hingga hari ini.
“Pernah merasa ingin berhenti jadi fans karena kecewa dengan permainan dan hasil tim. Tp itu terjadi saat saya masih remaja dan labil. Kenapa akhirnya tetap bertahan? Karena jika sudah jatuh cinta, saya memang tidak akan pernah bisa berpaling ke klub lain,” ungkap Verdy.
Sama seperti Verdy, MU juga tetap ada di hati Arief. Menurutnya, mendukung klub sepak bola tidak bagus jika pindah-pindah. Karena sudah tertarik dan suka dengan sejarahnya, maka Arief memantapkan hati untuk suka terhadap MU sampai hari ini.
“Nggak pernah. Dukung fans bola tuh gk bisa tiba2 pindah. Misal kita bisa aja ganti dukung Real Madrid yang sering juara, tapi kan gak ada artinya juga karena di dalam hati tetap itu bukan tim favorit lo,” ujar Arief.
Bagaimana Mencintai MU dari Sudut Pandang Komunitas?

Selain perorangan, ada sekelompok atau sebagian orang yang mewujudkan kecintaan mereka terhadap Manchester United dengan cara membuat komunitas baik secara offline maupun online di Instagram. Salah satu yang turut terlibat di esay saya ini adalah admin dari komunitas bernama @Unitedngab di Instagram.
Jika dari sudut pandang perseorangan sudah, lantas gimana soal cinta dan benci terhadap MU menurut komunitas? Hasilnya ternyata cukup bikin kaget ya hahaha. Hal yang bikin kaget adalah sang admin ternyata turut aktif mengoleksi beberapa jersey Manchester United dan selalu berusaha mengikuti pertandingan klub tersebut.
“Gw nonton semua match nya (kalo ga ketiduran) gw juga ngoleksi beberapa jersey emyu,” ujar admin @Unitedngab.
Menariknya, sang admin ini berbeda juga daripada ketiga rekan saya. Jika ketiga rekan saya tak pernah ribut dengan teman-temannya soal MU, sang admin @Unitedngab justru pernah beradu argumen demi membela nama MU di dada.
“Pernah ribut, Karna waktu itu temen gue ngejek emyu dan disitu yang ngejek gw itu fans city dan jadilah disitu adu bacot gw keluarin semua prestasi klub ini dan dia terdiam,” ucapnya.
Tiga orang teman saya dan banyaknya komunitas Manchester United yang berseliweran di jagat maya membuktikan bahwa MU menjadi salah satu tim yang layak mendapatkan dukungan setia. Selain itu, kuatnya faktor historis menjadi salah satu penentu yang bikin fans awam kemudian beralih menjadi fans fanatik MU.
Sebenarnya masih banyak banget nih hasil wawancara dari beberapa rekan saya soal MU. Mungkin sisanya bakal dikeluarkan dalam bahasan serta topic artikel yang berbeda kali ya 🙂 hihihi.
Simak berita sepak bola terbaru dan terupdate hanya di Bolahub.id! Gak hanya berita, kamu juga akan disuguhi berbagai konten segar dan menyegarkan mulai dari feature hingga pembahasan strategi.