Piala AFF 2024 menjadi salah satu turnamen yang cukup menarik untuk diikuti. Walaupun dicap atau diklaim sebagai piala ciki oleh beberapa kalangan, nyatanya Piala AFF menyimpan gengsi besar, khususnya bagi negara-negara ASEAN. Sejak pertama kali digelar di tahun 1996, negara ASEAN berlomba untuk memenangi kejuaraan ini.
Hal ini akhirnya membuat Piala AFF sebagai langkah pertama bagi negara ASEAN untuk pamer kemampuan sepak bola mereka sebelum berlaga di Piala Asia atau Kualifikasi Piala Dunia. Bagi Indonesia, Piala AFF adalah impian, setidaknya beberapa tahun lalu.
Tapi kini, Indonesia sudah menggeser prioritas mereka ke turnamen lebih besar seperti Piala Asia atau Kualifikasi Piala Dunia. Faktor pemain naturalisasi yang kini menghiasi skuad, ditambah kekuatan Indonesia yang lebih bagus dan mampu bersaing dengan negara-negara besar seperti Australia serta Arab Saudi membuat Indonesia melakukan pilihan itu.
“Sebenarnya saya tidak yakin apakah Piala AFF masih perlu diraih atau tidak, tapi jelas AFC lebih besar dari AFF. Saya mohon kepada semua pihak jangan terkurung hanya di Piala AFF saja, tetapi kita harus memajukan diri kita supaya kita bisa melihat yang lebih besar, seperti AFC atau FIFA” ujar Shin Tae-yong, mengutip dari Bola.net.
Melihat apa yang diucapkan Shin Tae-yong, beberapa orang kecewa termasuk saya. Rasa kecewa semakin besar ketika saya tahu Shin Tae-yong menurunkan banyak pemain yang kurang berpengalaman di turnamen ini.
Meski Piala AFF adalah turnamen berskala kecil, tidak ada salahnya Indonesia berusaha menjuarainya dan menurunkan pemain yang lebih berpengalaman. Apalagi, ada cukup banyak pemain senior yang menghiasai Liga 1.
Di sini Indonesia perlu berkaca, mengecilkan sebuah turnamen meski skalanya kecil adalah sebuah penyakit. Berkaca, evaluasi, dan mawas diri jelas harus dilakukan, apalagi Indonesia masih belum bisa jadi juara di ajang ini. Ya! Indonesia, satu kalipun belum jadi juara di ajang ini!
Belum Pernah Juara, Kurang-kurangin Sombong Lah!

Menggeser skala dengan meminggirkan Piala AFF sah-sah saja untuk dilakukan. Tapi mengecilkannya merupakan kesalahan. Piala AFF bisa menjadi ajang pemanasan bagi sejumlah pemain di timnas Indonesia. Meski begitu, Indonesia bisa lebih serius mempersiapkan diri dengan menurunkan beberapa pemain yang memang pantas membela timnas Indonesia.
Menurunkan pemain muda atau debutan memang tidak salah karena mau bagaimanapun regenerasi memang harus dilakukan. Tapi jika akhirannya para pemain debutan dan muda ini hanya jadi tempat berpesta negara lain, itu salah juga sih.
Ingat! Dari 15 kali digelarnya turnamen Piala AFF, Indonesia belum pernah satu kalipun juara. Tim dengan juara terbanyak di Piala AFF adalah Thailand dengan torehan tujuh kali gelar juara. Selain Thailand adalah Singapura dengan empat kali gelar juara, lalu ada Malaysia dengan satu kali gelar juara, dan Vietnam dengan dua kali gelar juara.
Kerennya, meskipun Thailand sudah tujuh kali juara, tidak ada di benak tim Gajah Perang untuk menggeser Piala AFF dari prioritas mereka. Sang pelatih yang bernama Masatada Ishii tetap memasang target untuk mempertahankan gelar. Bahkan mereka tetap berusaha menurunkan skuad terbaik meskipun sejumlah pemain seniornya tidak dipanggil karena bentrok dengan turnamen liga.
“Kami mungkin tidak memiliki skuad lengkap, tapi kami percaya diri dan telah mempersiapkan tim dengan baik. Saya yakin setiap pemain siap menghadapi pertandingan melawan Timor Leste. Meskipun ada beberapa kendala menjelang turnamen ini, kami tidak menganggapnya akan memengaruhi performa secara signifikan.” ungkap Masatada dikutip dari Bangkok Post
“Kami memiliki beberapa pemain baru di tim, jadi prioritas kami adalah memilih pemain yang bisa cepat beradaptasi dengan taktik kami. Kami perlu membangun tim yang solid untuk tantangan ke depan, jadi saya berharap turnamen ini dapat membantu para pemain baru memahami taktik dan membawa pengalaman tersebut ke ajang-ajang berikutnya.” lanjut Masatada.
“Tetapi kami adalah juara bertahan, dan kami diharapkan untuk mempertahankan gelar. Tujuan kami adalah memenangkan setiap pertandingan di turnamen ini dan membawa trofi kembali ke Thailand. Namun, yang terpenting, saya ingin tim ini terus berkembang sepanjang kejuaraan ASEAN.” Ungkapnya.
Dari kutipan di atas, kita bisa melihat seperti apa keseriusan Thailand di turnamen Piala AFF. Mereka tak sedikitpun meremehkan turnamen ini dan tetap memasang target tinggi. Ingat! Thailand yang sekarang ada di peringkat 97 ranking FIFA memulai semuanya dari turnamen kecil.
Mereka terus mengasah tim hingga menjadi salah satu kekuatan paling mengerikan bukan hanya di ASEAN saja namun Piala Asia. Sebaliknya, Indonesia yang belum pernah juara harusnya tak mengecilkan turnamen tersebut. Pasalnya, sebuah pepatah mengatakan, segala hal besar pasti dimulai dari yang terkecil.
Piala AFF Bisa Jadi Ajang Tolok Ukur Konsistensi Timnas Indonesia

Digelar secara rutin dua tahun sekali, Piala AFF 2024 harusnya bisa dijadikan ajang tolok ukur konsistensi timnas Indonesia. Membidik turnamen yang lebih besar dan bergengsi boleh saja, tapi, sebelum bertempur di turnamen berskala besar, sebuah tim nasional harus tahu apa yang kurang dan kemudian memperbaikinya.
Vietnam dan Thailand setidaknya sudah membuktikan hal tersebut. Mereka berbenah diri dan menjadi tim yang amat sangat kuat di Piala AFF. Setelah tahu kekurangannya, mereka memperbaiki dan kemudian membuktikan diri di turnamen besar seperti Kualifikasi Piala Dunia dan Piala Asia.
Meski di dua turnamen itu mereka babak belur, tapi satu hal yang mereka dapat adalah skuad mereka sudah konsisten dan pelatih sudah menemukan pakem serta formasi yang tepat, Sebaliknya, menguji konsistensi di turnamen besar adalah hal yang salah. Di turnamen besar mereka akan bertemu dengan tim dengan gap kemampuan serta pemain yang lebih dahsyat.
Jika ingin contoh, Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026 tampil angin-anginan. Mereka tak mampu menang lawan Bahrain, kemudian dikalahkan China serta Jepang, sebelum akhirnya mampu menang lawan Arab Saudi.
Bahkan khusus untuk China dan Bahrain, Indonesia tadinya pede membidik kemenangan. Namun realitanya, sepak bola tetaplah sepak bola. Tim yang main lebih solid, terukur, dan kompak akan keluar sebagai pemenang. Setidaknya, Bahrain dan China sudah membuktikan itu.
Andai saja Indonesia menurunkan skuad terbaiknya di Piala AFF 2024, mungkin Shin Tae-yong akan menemukan pakem terbaik, membuat timnas Indonesia lebih solid, hingga akhirnya menelurkan potensi terbaik untuk ajang Kualifikasi Piala Dunia 2026. Tapi sayangnya, piala ciki ini justru diremehkan dan berakhir dengan kekecewaan.
Andai saja skuad muda yang diturunkan adalah yang terbaik dari Liga 1, setidaknya Shin Tae-yong punya harapan untuk menciptakan skuad yang lebih baik hingga akhirnya menemukan pelapis yang baik untuk timnas Indonesia utama di Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Simak berita sepak bola terbaru dan terupdate hanya di Bolahub.id! Gak hanya berita, kamu juga akan disuguhi berbagai konten segar dan menyegarkan mulai dari feature hingga pembahasan strategi.